Pemanfaatan agens hayati
telah banyak digunakan dalam pengendalian hayati yang efektif dan efisien untuk
mengatasi beberapa jenis penyakit pada tanaman dan merangsang pertumbuhan pada
tanaman. Agen pengendalian hayati ini dapat dikatakan sebagai pupuk biologis
yang terdapat di alam, salah satu mikroorganisme yang berperan sebagai pupuk
biologis adalah bakteri Pseudomonas
flourescens yang dimanfaatkan sebagai
agens hayati untuk beberapa jamur dan bakteri pathogen pada tanaman.
P. fluorescens merupakan
bakteri gram negatif yang sebagian besar bersifat non-patogenik dan saprofitik
pada tanah dan daerah rizosfer tanaman. P. flourescens termasuk kedalam
bakteri yang dapat ditemukan dimana saja (ubiquitous), seringkali ditemukan
pada bagian tanaman (permukaan daun dan akar) dan sisa tanaman yang membusuk,
tanah dan air sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhannya. Bakteri ini
memproduksi pigmen biru kehijauan pada saat kandungan Fe (besi) yang rendah
serta dapat tumbuh baik pada media yang mengandung garam-garam mineral dengan
tambahan sumber karbon yang beragam (Ratdiana 2007).
P. fluorescens dimanfaatkan sebagai pupuk dikarenakan bakteri ini
merupakan
agens antagonis yang potensial dengan menghasilkan antibiotik dan siderofor.
Siderofor berfungsi dalam menghambat pertumbuhan pathogen dimana P.
fluorescens mengikat ion Fe3+ dari lingkungan
sehingga patogen tidak dapat memanfaatkan senyawa tersebut dan mengakibatkan
pertumbuhan cendawan terhambat (Leong 1988 dalam Hamdan et al.
1991) oleh karena pertumbuhan cendawan terhambat maka tanaman akan tumbuh
tanpa adanya pathogen. Antibotik tersebut berperan pula dalam menekan
perkembangan pathogen yang ada di lingkungan pertanaman sehingga P.
fluorescens dapat berkembang secara optimal untuk dijadikan pupuk.
Kemampuan P. flourescens
untuk menekan populasi
patogen diasosiasikan dengan kemampuannya untuk melindungi akar dari infeksi
patogen tanah dengan cara mengkolonisasi permukaan akar, menghasilkan senyawa
kimia seperti antijamur dan antibiotik serta kompetisi dalam penyerapan kation
Fe (Supriadi, 2006). Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa P. flourescens
dapat mengendalikan: penyakit layu fusarium pada tanaman pisang (Djatnika
I,2003); penyakit virus kuning pada tanaman cabai (Yulmira Y, 2009); penyakit
layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman kacang tanah
(Suryadi, Y, 2009).
Selain sebagai penghambat tumbuhnya cawan pada pathogen P.
flourescens yang hidup didaerah perakaran tanaman
dapat berperan sebagai jasad renik pelarut fosfat, mengikat nitrogen dan
menghasilkan zat pengatur tumbuh bagi tanaman sehingga dengan kemampuan
tersebut P. flourescens dapat dimanfaatkan sebagai pupuk biologis yang
dapat menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman, dimana P. flourescens merupakan penghasil fitohormon dalam
jumlah yang besar khususnya IAA untuk
merangsang pertumbuhan. IAA merupakan hormon pertumbuhan kelompok
auksin yang sangat besar peranannya dalam
pertumbuhan tanaman (Heddy 1986 dalam Marwoso 2005). Dilaporkan oleh
Tjondronegoro et al. (1989), bahwa pengaruh auksin antara lain: memanjangkan
dan membesarkan sel batang, menghambat proses absisi yaitu pengguguran daun, merangsang
pembentukan buah,
penghambat pucuk lateral yaitu menghambat pertumbuhan tunas ketiak dan
dapat merangsang pertumbuhan kambium serta
membentuk pertumbuhan floem dan xilem sekunder.
Beberapa contoh produk
yang telah menggunakan P. fluorescens sebagai agens hayati antara lain:
BlightBan A506, Conquer dan Victus. Produk tersebut tersedia dalam bentuk
serbuk dan cairan yang dapat langsung diaplikasikan ke tanaman (Cook 2002).
Daftar
Pustaka
Muriel E. Rhodes. The Characterization of
Pseudomonas fluorescens. http://mic.sgmjournals.org/content/21/1/221.full.pdf.
2005. Diakses pada tanggal 19 Desember 2013 pukul 09.25 WIB.
Anonim. Tinjauan Pustaka. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789
/4653/A11akr_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=6. 2011. Diakses pada tanggal 19
Desember 2013 pukul 09.03 WIB.
Ardiana
Kartika B. Teknik Eksplorasi dan
Pengembangan Bakteri Pseudomonas flourescens. http://www.laboratoriumphpbanyumas.com/isiwebsite/AGNSIA%20HAYATI/eksplorasi%20Pseudomonas%20flouresens.pdf . 2012. Diakses pada
tanggal 19 Desember 2013 pukul 09.09 WIB.
setelah baca artikel ini jadi mau bilang "ayo, berkebun!" manfaat bgt artikel ini. tapi kira-kira kalau keberadaan bakteri ini berlebihan apa masih bermanfaat juga ya?
BalasHapusartikelnya bagus ,, karna Pseudomonas fluorescens adalah bakteri yang dapat menyebabkan warna hijau yang tidak dikehendaki pada pembuatan sauerkraut (makanan fermentasi dari kubis).
BalasHapushai egiii setelah dhani membaca artikel egi lagi lagi nih bakteri egi sama kaya dhudu yang punya manfaat dibidang pertanian khususnya makanan hehe.
BalasHapusyang dimana bentuk bakteri yang sangat kecil ini dapat berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. selamat mendalami bakteri ini ya egi siapa tau egi mau menjadi pengusaha di bidang pertanian yang memakai bakteri ini hahaa. terima kasih egi ;)
ternyata banyak juga ya bakteri yang menjadi sahabat petani.... :'). saya mendapatkan tambahan informasi dari www.tp.ac.id/tag/sejarah-pseudomonas-fluorescens-p60, bahwa si P. fluorescens ini menghasilkan hormon, antibiotik, beberapa enzim, stabil terhadap perubahan, serta tidak bahaya bagi manusia. Dan Pseudomonas fluorescens menghasilkan exopolysaccharides yang digunakan untuk perlindungan terhadap bakteriofag atau dehidrasi serta untuk pertahanan terhadap sistem kekebalan tubuh inang . Polisakarida yang digunakan dalam makanan, kimia , dan industri pertanian.
BalasHapusTernyata banyak juga yaaaaa bakteri yang dapat mengikat nitrogen selain anabaena, dan gleocapsa, ternyata bakteri P.flourescens juga dapat mengikat kandungan nitrogen yang tersebar luas di atmosfir, ohiya ada kutipan yang membuat saya menjadi bertanya-tanya, ini kutipannya "P.flourescens merupakan penghasil fitohormon dalam jumlah yang besar khususnya IAA untuk merangsang pertumbuhan. IAA merupakan hormon pertumbuhan kelompok auksin yang sangat besar peranannya dalam pertumbuhan tanaman, disini hormon fitohormon itu menghasilkan hormon IAA? Apa fungsi dari kedua hormon ini sama? tapi apa iya hormon dapat menghasilkan suatu hormon juga? mungkin anda sedikit bingung membaca pertanyaan saya, maaf ya hehe itu hanya sekedar ungkapan dari rasa penasaran saya. Terimakasih artikel ini bermanfaat sekali untuk saya, menarik perhatian sehingga saya harus mengulang membaca sampai 3 kali loh :) hehe
BalasHapusYap benar lagi-lagi bakteri bersahabat dengan bakteri nih si bakteri :3 saya tertarik dengan pertanyaan Lailah Fauziah nih yang katanya kira-kira kalau keberadaan bakteri ini berlebihan apa masih bermanfaat juga ya? semoga ada yang bisa menjawab pertanyaan kita yaa :) terimakasih egi
BalasHapussetuju dengan penulis, ohiya mau nambahin , P. fluorescens juga membantu tanaman dalam melawan patogen P. syringae DC3000 , galur Pf-5 dan GM30membantu menginduksi subjaringan spesifik pada akar yang diperkaya gen untuk berpartisipasi dalam regulasi RNA, degradasi protein, metabolisme hormon.
BalasHapussumber : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22375709 . Pseudomonas fluorescens induces strain-dependent and strain-independent host plant responses in defense networks, primary metabolism, photosynthesis, and fitness.
Mahal gak tuh pupuk yang menggunakan Pseudomonas flourescens? Nah penggunaan Pseudomonas flourescens sebagai pupuk biologis adalah salah satu pengendalian hayati atau biological control Menurut Agrios (1996), pengendalian hayati (biological control) terhadap patogen yaitu mengendalikan sebagia atau seluruh populasi patogen dengan bantuan organisme lain (agens hayati). Pengembangan agens hayati saat ini mendapatkan perhatian khusus dalam rangka mendukung sistem pertanian ramahlingkungan yang berkelanjutan. Kecenderungan ini dipicu oleh adanya bukti-bukti yang menguatkan bahwa produk panganhasil pertanian konvensional dengan menggunakan pupuk dan pestisida sintetik secara berlebihan memiliki dampaknegatif yang merugikan bagi kesehatan manusia, lingkungan dan ekosistem pada area pertanaman. Fakta tersebut mendorong kesadaran masyarakat yang peduliterhadap kesehatan dan lingkungan untuk mengembangkan sistem pertanian yangramah lingkungan atau secara umum dikenal dengan pertanian organik. sumber http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46538/A11akr_BAB%20I%20Pendahuluan.pdf?sequence=5
BalasHapussetelah sekian lama mencari judul yang cocok akhirnya dapat jg...hehee setelah saya baca artikel penulis dan sumber lainnya ...penulis sudah menulis apa yang juga saya pahami dr jenis bakteri ini....
BalasHapuswish u luck
Artikelnya cukup menarik dan lengkap sekali yah, ternyata bakteri Pseudomonas flourocens ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, sekedar info tambahan ternyata P. flourocens ini juga dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan lahan tanah berkapur juga loh, sehingga lahan tanah berkapur yg semula rendah akan unsur hara menjadi subur dan dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
BalasHapussumber : ejournal.unesa.ac.id/article/4545/33/article.pdf
wah wah beragam banget ya mikroba, manfaatnya bagus banget. Thanks guy :*
BalasHapusmau nambahin dikit aja nih buat klasifikasinya :D
Kerajaan: Bacteria
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gamma Proteobacteria
Ordo: Pseudomonadales
Famili: Pseudomonadaceae
Genus: Pseudomonas
Spesies: P. fluorescens
Setelah saya bakteri artikel diatas bakteri Pseudomonas fluorescens memang sangat bermanfaat, bakteri ini mampu memproduksi hormon, antibiotik, dan sejumlah enzim. Kondisinya stabil terhadap perubahan tidak berbahaya bagi manusia. Itu yang paling penting. terimakasih saudari egi sekarang saya jadi mengerti manfaat dari bakteri ini :)
BalasHapusAssalamualaikum egi.. saya setuju dengan artikel diatas. sangat lengkap sekali sehingga susah mencari penambahan, sangkalan dan sebagainya. saya harap egi menjadi guru yang bisa menjadi teladan bagi generasi bangsa indonesia kedepannya. amiin,
BalasHapusNice job gii, lengkap juga bahasan sampai kepada produk2 apa saja yg dihasilkan dari bakteri ini dan membantu sekali informasi ini. Lagi lagi dibidang pertanian, biologi memang mengangkat permasalah dari lingkungan yg kelak dapat membantu dikehidupan nyata awesomeness of Biology ;D. Terimakasih egi :)
BalasHapusNice gi... Sebagai tambahan, Santoso et al. (2007) melaporkan bahwa P. fluorescens P60 mampu menekan intensitas penyakit moler pada tanaman bawang merah sebesar 41,08%. Soesanto et al. (2003) melaporkan bahwa perendaman sklerotium ke dalam larutan bakteri P. fluorescens P60 dapat menekan perkecambahan sklerotium sampai 99,8% untuk perendaman selama 1000 menit. Perendaman selama 10 menit telah mampu menekan perkecambahan sklerotium sebesar 92%. Hidayat (2002) menambahkan, perlakuan P. fluorescens P60 konsentrasi 106 upk/ml mampu menurunkan jumlah sklerotium akhir, intensitas penyakit, dan AUDPC (daerah dibawah lengkung laju penyakit) berturut-turut 48-86, 750, 95,82-99,2, dan 85,71-99,26%.
BalasHapusreferensi: http://z47d.wordpress.com/2010/04/18/pseudomonas-fluorescens-p60/
wahhh keren yaaa bakterinya bermanfaat untuk tanaman,, bagus gi artikel kamu...
BalasHapushasil pengujian menyatakan bahwa P. fluorescens P60 in planta terhadap jamur Verticilium dahliae pada tanaman terung menunjukkan bahwa P60 mampu menekan secara nyata infeksi jamur baik yang menyerang batang maupun akar. P. fluorescens P60 mampu mengendalikan penyakit layu Verticilium serta menghambat pertumbuhan jamur V. dahliae dan pembentukan mikrosklerotiumnya.
http://z47d.wordpress.com/2010/04/18/pseudomonas-fluorescens-p60/
Assalam mbak egi. pupuk bakteri. ? pupuk kompos kali yah ckckckck. keren deh artikelnya baru tau saya kalo bakteri kayak gitu. informasinya nyampek deh. setelah membaca artikel ini saya menjadi mengerti. terima kasih
BalasHapusAssalamualaikum..
BalasHapussetelah membaca artikel ini serta beberapa tambahan dari teman2, jadi saya dapat menyimpulkan ternyata bakteri ini mempunyai banyak manfaat ya dibanding kerugiannya.. bagus artikelnya menambah pengetahuan bagi para pembacanya :)
Thanks (y)
Setuju dengan penulis, dan ingin menambahkan bahwa telah dilakukan studi terhadap Pseudmonas fluorescens yang menunjukan adanya potensi mikroba ini sebagai bioremediasi terhadap beberapa patogen tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada konsentrasi yang tinggi, Pseudmonas fluorescens dapat menghambat spora yang dihasilkan oleh jamur patogen tanaman.
BalasHapushttp://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Pseudomonas_fluorescens
Assalamu'alaikum gi, pembahasan artikelnya lengkap haha
BalasHapusSaya mendapatkan referensi yang menarik untuk menambahkan artikel ini yaitu http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/berita-267-pengembangan-kapasitas-popt-direktorat-perlindungan-perkebunan.html yang mengatakan bahwa akan diadakannya kegiatan pemanfaatan bakteri ini.
Kegiatan pemanfaatan Pseudomonas fluorescens sebagai agens pengendali ramah lingkungan (biokontrol) untuk pengendalian penyakit tular tanah, yang dilaksanakan di BBP2TP Surabaya saat ini adalah pengujian beberapa jenis formulasi padat yaitu: Kaolin, Talk dan Kompos. Hasil pengujian di laboratorium, dari 3 media yang diuji, kompos merupakan formulasi yang lebih efektif untuk Pseudomonas flourescens.
Terima kasih :)
Assalamualaikum setelah saya membaca artikel ini saya tertarik dengan kalimat"salah satu mikroorganisme yang berperan sebagai pupuk biologis adalah bakteri Pseudomonas flourescens yang dimanfaatkan sebagai agens hayati untuk beberapa jamur dan bakteri pathogen pada tanaman. " ternyat perannya juga punya kemiripan dengan bakteri nitobacterium untuk pensuburan tanah, artikel ini juga menambaha refrensi saya tentang bakteri yang berguna untuk tanaman > Terimakasih :)
BalasHapuswah mba egi ternyata bakteri yang mba bikin buat arikel mba membantu kita loh dalam masalah cabai. karena kemampuannya dalam menjaga tanaman belakangan ini ada seorang peneliti yang menggunaan Bakteri Pseudomonas flourescens P60 untuk dikaitkan dengan pengurangan dosis Pupuk NPK pada tanaman cabai. http://www.sobatbumi.com/inspirasi/view/769/Ringkasan-Eksekutif-Proposal-Riset-Pengaruh-APLIKASI-Pseudomonas-fluorescens-P60-DAN-DOSIS-PUPUK-NPK-TERHADAP-PERTUMBUHAN-DAN-HASIL-TANAMAN-CABAI-Capsicum-annuum-L#sthash.qmLmAala.dpuf
BalasHapusSetelah saya membaca artikel ini, saya dapat menyimpulkan ternyata bakteri P. fluorescens memiliki hubungan (interaksi mikroba) nonsimbiosis secara antagonisme dengan menghambat bakteri yg dapat menyebabkan penyakit layu fusarium pada tanaman pisang (Djatnika I,2003); penyakit virus kuning pada tanaman cabai (Yulmira Y, 2009); penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman kacang tanah (Suryadi, Y, 2009).
BalasHapusassalamualikum egi ulan baca artikel dan menemukan teryata Pseudomonas flourescensproses dapat mengganti sterilisasi agensia hayati pada budidaya jamur tiram. Hal yang mendasari gagasan tersebut antara lain adalah banyaknya penelitian yang membuktikan bahwa bakteri rhizosfer yang termasuk dalam kelompok Pseudomonas flourescens dapat menekan pertumbuhan patogen tumbuhan baik jamur maupun bakteri, disamping itu ada juga yang menghasilkan zat tumbuh atau mengimbas tanaman sehingga tahan terhadap patogen tertentu.
BalasHapusArtikel yang bagus ternyata banyak bakteri yang bisa dimanfaatkan dalam bidang pertanian ya khususnya sebagai pupuk yang selama ini menjadi masalah lingkungan karna berdampak negatif terhadap lingkungan serta konsumen yang memakannya namun dengan adanya bakteri bakteri ini kita bisa sedikit lega tapi perlu pengembangan yang lebih lagi untuk menghasilkan pupuk ini,dan pupuk yang terbuat dari bakteri biasanya merupakan pupuk yang ramah terhadap lingkungan karena tidak memberikan dampak negatif yang terlalu besar terhadap tanah
BalasHapussaya juga penasaran jika ketersediaan bakteri ini membludak atauu terlalu banya sepertiapa dampaknya? namun saya jug abelum menemukan referensi yang mampu menjawabnya, yang saya temukan hanyalah pernyataan "beberapa spesies bersifat patogen bagi tanaman" yang tertera pada http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-25899-2308100023-2308100025-Paper.pdf jika ingin tau lebih lanjut silahkan dibaca. :)
BalasHapusTerimakasih Egi dan teman-teman yang telah berkomentar karena dapat menambah wawasan saya mengenai bakteri ini. disamping manfaat, ternyata P. fluorescens merupakan penyebab yang tidak biasa penyakit pada manusia, dan biasanya menyerang pasien dengan sistem kekebalan tubuh dikompromikan (misalnya, pasien pada pengobatan kanker). Dari tahun 2004 hingga 2006, ada wabah P. fluorescens di Amerika Serikat, yang melibatkan 80 pasien di enam negara. Sumber infeksi itu terkontaminasi flushes garam heparinized digunakan dengan pasien kanker.
BalasHapushttp://en.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas_fluorescens
Asalamualaikum bu egi . Artikelnya bagus, supaya lebih jelas mungkin bisa di tambahkan gambar . SubhanAllah ya gi setelah baca artikel egi dan teman-teman sebelumnya yang membahas tentang bakteri yang bermanfaat bagi tumbuhan kok ingin jadi ahli bakteri ya,heheh trs kumpulin tuh bakteri yang bermanfaat buat tumbuhan, kasih deh ke petani hmmm. trimakasih deh pokoknya buat egi dan teman-teman yang komentar karena sudah menambah wawasan saya :D
BalasHapus