A.
Transport
Aktif
Transpor
aktif adalah pengangkutan zat terlarut melintasi membran melawan gradient
konsentrasinya dengan menggunakan energi. Semua protein transport yang
menggerakkan zat terlarut melawan gradien konsentrasi merupakan protein
pembawa, bukan protein saluran. Hal ini masuk akal sebab ketika terbuka,
protein saluran hanya membiarkan zat
terlarut mengalir menuruni gradient konsentrasinya, bukan mengambil dan
mentranspornya melawan gradiennya.
Transport
aktif memungkinkan sel mempertahankan konsentrasi internal zat terlarut kecil
yang berbeda dari konsentrasi dilingkungan. Misalnya, dibandingkan dengan
lingkungannya, sel hewan memiliki konsentrasi ion kalium yang lebih tinggi dan
konsentrasi ion natrium yang jauh lebih rendah. Membran plasma membantu
mempertahankan gradient curam ini dengan memompa natrium keluar sel dan kalium
kedalam sel.
Seperti
pada tipe kerja selular yang lain, ATP menyediakan energy bagi sebagian besar
transport aktif. Salah satu cara ATP dapan meyuplai tenaga bagi transport aktif
adalah dengan mentransfer gugus fosfat terminalnyasecara langsung ke protein
transport. Ini dapat menginduksi protein agar berubah bentuk sedemikian rupa
sehingga mentranslokasi zat terlarut yang terikat keprotein sehingga melintasi
membran. Contoh dari Transpor aktif adalah mekanisme transport
ion kalium dan natrium seperti gambar dibawah ini.
Gambar 1.
Pompa natrium-kalium: contoh spesifik
transport aktif. Sistem transport ini memompa ion melawan gradient
konsentrasi yang curam: konsentrasi ion natrium (disimbolkan sebagai
[Na+])tinggi diluar sel dan rendah didalam, sementara konsentrasi ion kalium
([K+]) rendah diluar sel dan tinggi didalam. Pompa ini mengalami perubahan dua
bentuk silih-berganti dalam siklus pemompaan yang mentranslokasi tiga ion
Natrium keluar sel untuk setiap dua ion kalium yang dipompakan ke dalam sel.
Kedua bentuk pompa memiliki afinitas yang berbeda untuk kedua jenis ion. ATP
menyuplai tenaga bagi perubahan bentuk ini dengan cara memfosforilasi protein
transport tersebut (artinya dengan mentransfer satu gugus fosfat keprotein).
B. Endositosis
Pada endositosis (endocytosis), sel mengambil molekul
biologis dan partikel dengan cara membentuk vesikel baru dari membrane plasma.
Walaupun protein yang terlibat dalam kedua proses transport massal berbeda,
peristiwa endositosis terlihat seperti kebalikan eksositosis. Daerah kecil pada
membrane plasma melekuk kedalam membentuk kantong. Ketika bertambah dalam,
kantong pun terlepas dari membrane plasma, membentuk vesikel yang mengandung
materi yang sebelumnya berada di luar sel. Ada tiga tipe endositosis
diantaranya:
1. Fagositosis (phagocytosis)
Dalam fagositosis (phagocytosis), sel menelan partikel
dengan cara menyelubungi partikel dengan pseupodia (tunggal, pseupodium) dan mengemasnya dalam
kantong berselaput- membrane yang cukup besar untuk digolongkan sebagai
vakuola. Partikel dicerna setelah vakuola berfusi dengan lisosom yang
mengandung enzim-enzim hidrolotik.
2. Pinositosis (pinocytosis)
Pinositosis (pinocytosis), sel ‘meneguk’ droplet-droplet pada cairan
ekstraseluler kedalam vesikel kecil. Bukan cairan itu sendiri yang dibutuhkan
oleh sel, melainkan molekul-molekul yang terlarut dalam droplet tersebut.
Karena semua zat yang terlarut ditelan oleh sel, zat-zat yang ditranspor oleh
pinositosis tidak bersifat spesifik.
3. Endositosis diperantarai-reseptor (receptor-mediated endocytosis)
Endositosis diperantarai-reseptor (receptor-mediated
endocytosis) memungkinkan sel memperoleh zat spesifik dalam jumlah besar, meskipun
zat tersebut mungkin tidak terdapat terlalu banyak dalam cairan ekstraseluler.
Protein reseptor biasanya telah mengumpul diwilayah-wilayah membrane yang
disebut ceruk berselaput, dengan bagian yang menghadap sitoplasma (sisi
sitoplasmiknya) dilapisi oleh lapisan rapat protein selaput. Zat-zat spesifik
(ligan) berikatan dengan reseptor-reseptor ini. Ketika pengikatan terjadi,
ceruk berselaput membentuk vesikel yang mengandung molekul ligan. Setelah
materi yang ditelan ini dibebaskan dari vesikel, reseptor dikembalikan ke
membrane plasma oleh vesikel yang sama.
Gambar 2. Mekanisme endositosis
C. Eksositosis
Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida,
melintasi membran plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara
menggabungkan vesikula berisi molekul tersebut dengan membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari aparatus
Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikula
dan membran plasma bertemu, molekul lipid membran
menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan
vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel. Banyak sel sekretoris menggunakan
eksositosis untuk mengirim keluar produk-produknya. Misalnya sel tertentu dalam pankreas menghasilkan
hormon insulin dan
mensekresikannya ke daam darah melalui eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau
sel saraf yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang
merangsang neuron lain atau sel otot. Ketika sel tumbuhan
sedang membuat dinding, eksositosis mengeluarkan karbohidrat dari vesikula Golgi ke bagian luar selnya.
Gambar
3. Mekanisme Eksositosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar